DATA SISWA YANG RESPON

Kamis, 19 Maret 2020

Kamis , 19 Maret 2020 XI IPS 2

KEGIATAN 1

XI IPS 2 Kamis , 19 Maret 2020


 KARYA ILMIAH

    Pernahkah kalian membuat karya tulis ilmiah? Karya ilmiah atau tulisan ilmiah  adalah  tulisan  yang  berisi  tentang  fenomena  atau  peristiwa  yang ditulis  berdasarkan  kenyataan  (bukan fksi). Misalnya,  tulisan  tentang  ilmu pengetahuan, alam sekitar, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui studi kepustakaan,  penelitian,  atau  pengalaman  di  lapangan,  dan  pengetahuan orang lain sebelumnya.

Untuk membekali kemampuanmu, pada bab ini kamu akan belajar:
1.  mengidentifkasi informasi, tujuan, dan esensi karya ilmiah yang dibaca;
2.  merancang informasi, tujuan, dan esensi dalam karya ilmiah;
3.  menganalisis sistematika dan kebahasaan karya ilmiah; dan
4.  mengonstruksi sebuah karya ilmiah dengan memperhatikan isi, sistematika,
dan kebahasaan.

A. Mengidentifikasi Informasi, Tujuan, dan Esensi Karya Ilmiah yang Dibaca

     Mengidentifkasi Struktur Karya Ilmiah yang Dibaca. Karya  ilmiah  dapat  ditulis  dalam berbagai  bentuk  penyajian.  Setiap bentuk  itu  berbeda  dalam  hal  kelengkapan  strukturnya.  Secara  umum, bentuk  penyajian  karya  ilmiah  terbagi  ke  dalam  tiga  jenis,  yaitu  bentuk populer, bentuk semiformal, dan bentuk formal.

1.  Bentuk Populer
     Karya  ilmiah  bentuk  ini  sering  disebut  karya  ilmiah  populer. Bentuknya manasuka. Karya ilmiah bentuk ini bisa diungkapkan dalam bentuk karya ringkas. Ragam bahasanya bersifat santai (populer). Karya ilmiah populer umumnya dijumpai dalam media massa, seperti koran atau majalah. Istilah populer digunakan untuk menyatakan topik yang akrab, menyenangkan bagi populus (rakyat) atau disukai oleh sebagian besar  orang  karena  gayanya  yang  menarik  dan  bahasanya  mudah dipahami. Kalimat-kalimatnya sederhana, lancar, namun tidak berupa senda gurau dan tidak pula bersifat fantasi (rekaan).

2.  Bentuk Semiformal
Secara garis besar, karya ilmiah bentuk ini terdiri atas:
a.  halaman judul,
b. kata pengantar,
c.  dafar isi,
d. pendahuluan,
e. pembahasan,
f. simpulan, dan
g. dafar pustaka.

Bentuk  karya  ilmiah  semacam  itu,  umumnya  digunakan  dalam berbagai jenis laporan biasa dan makalah.

3. Bentuk Formal
Karya ilmiah bentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan akademis secara lengkap, seperti dalam skripsi, tesis, atau disertasi.  Unsur-unsur  karya  ilmiah  bentuk  formal, meliputi  hal-hal
sebagai berikut.
a.  Judul
b. Tim pembimbing
c.  Kata pengantar
d.  Abstrak
e.  Dafar isi
f.  Bab Pendahuluan
g. Bab Telaah kepustakaan/kerangka teoretis
h. Bab Metode penelitian
i.  Bab Pembahasan hasil penelitian
j.  Bab Simpulan dan rekomendasi
k.  Dafar pustaka
l.  Lampiran-lampiran
m.  Riwayat hidup

Beberapa bagian penting dari struktur karya ilmiah diuraikan sebagai berikut.

1. Judul
Judul  dalam  karya  ilmiah  dirumuskan  dalam  satu  frasa  yang jelas  dan  lengkap.  Judul  mencerminkan  hubungan  antarvariabel. Istilah hubungan di sini tidak selalu mempunyai makna korelasional, kausalitas,  ataupun  determinatif.  Judul  juga  mencerminkan  dan konsistensi dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian, dan metode penelitian.

Contoh:
AKTIVITAS PERGAULAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif tentang Kecerdasan Emosi dan Intelektual)
Siswa SMA Labschool UPI Bandung

Dari judul di atas, dapat diketahui bahwa:

a.  masalah yang diteliti  : aktivitas pergaulan dan prestasi belajar siswa
b. ruang lingkup penelitian  : kecerdasan emosi dan intelektual siswa
c.  tujuan penelitian  : mengetahui ada tidaknya hubungan antara aktivitas pergaulan dengan   prestasi
    belajar siswa
d. subjek penelitian  : siswa SMA Labschool UPI Bandung
e. metode penelitian  : deskriptif-komparatif

Penulisan  judul  dapat  dilakukan  dua  cara.  Pertama,  dengan menggunakan huruf kapital semua kecuali pada anak judulnya; kedua,  dengan  menggunakan  huruf  kecil  kecuali  huruf-huruf  pertamanya. Apabila  cara  yang  kedua  yang  akan  digunakan,  maka  kata-kata penggabung, seperti dengan dan tentangserta kata-kata depan seperti di,  dari, dan ke huruf  pertamanya  tidak  boleh  menggunakan  huruf kapital. Di akhir judul tidak boleh menggunakan tanda baca apa pun, termasuk titik ataupun koma.

2. Pendahuluan
Pada  karya  ilmiah  formal,  bagian  pendahuluan  mencakup latar  belakang  masalah,  identifkasi  masalah,  pembatasan  masalah, perumusan  masalah,  tujuan  penelitian,  dan  manfaat  atau  kegunaan penelitian. Selain itu, dapat pula dilengkapi dengan defnisi operasional dan sistematika penulisan.

a. Latar Belakang Masalah
Uraian  pada  latar  belakang  masalah  dimaksudkan  untuk menjelaskan  alasan  timbulnya  masalah  dan  pentingnya  untuk dibahas,  baik  itu  dari  segi  pengembangan  ilmu,  kemasyarakatan, maupun dalam kaitan dengan kehidupan pada umumnya.

b. Perumusan Masalah

Masalah adalah segala sesuatu yang dianggap perlu pemecahan oleh penulis, yang pada umumnya ditanyakan dalam bentuk pertanyaan mengapa,  bagaimana.  Berangkat  dari  pertanyaan  itulah,  penulis menganggap  perlu  untuk  melakukan  langkah-langkah  pemecahan, misalnya melalui penelitian. Masalah itu pula yang nantinya menjadi fokus pembahasan di dalam karya ilmiah tersebut.

c. Tujuan (Penulisan Karya Ilmiah)
Tujuan  merupakan  pernyataan  mengenai  fokus  pembahasan  di dalam  penulisan  karya  ilmiah  tersebut;  berdasarkan  masalah  yang telah  dirumuskan.   Dengan  demikian,  tujuan  harus  sesuai  dengan masalah pada karya ilmiah itu.

d. Manfaat
Perlu  diyakinkan  pula  kepada  pembaca  tentang  manfaat  atau kegunaan dari penulisan karya ilmiah. Misalnya untuk pengembangan suatu  bidang  ilmu  ataupun  untuk  pihak  atau  lembaga-lembaga tertentu.

3. Kerangka Teoretis
Kerangka teoretis disebut juga kajian pustaka atau teori landasan. Tercakup  pula  di  dalam  bagian  ini  adalah  kerangka  pemikiran  dan hipotesis.  Kerangka  teoretis  dimulai  dengan  mengidentifkasi  dan mengkaji berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan
hipotesis. Di samping itu, dalam kerangka teoretis perlu dilakukan pengkajian terhadap  penelitian-penelitian  yang  telah  dilakukan  para  penulis terdahulu.  Langkah  ini  penting  dilakukan  guna  menambah  dan memperoleh  wawasan  ataupun  pengetahuan  baru,  yang  telah  ada sebelumnya.  Di  samping  akan  menghindari  adanya  duplikasi  yang sia-sia, langkah ini juga akan memberikan perspektif yang lebih jelas mengenai  hakikat  dan  kegunaan  penelitian  itu  dalam  perkembangan
ilmu secara keseluruhan.

4. Metodologi Penelitian

Dalam  karya  tulis  yang  merupakan  hasil  penelitian,  perlu dicantumkan  pula  bagian  yang  disebut  dengan  metode  penelitian. Metodologi  penelitian  diartikan  sebagai  prosedur  atau  tahap-tahap penelitian, mulai dari persiapan, penentuan sumber data, pengolahan,
sampai dengan pelaporannya

Setiap  penelitian  mempunyai  metode  penelitian  masing-masing, yang umumnya bergantung pada tujuan penelitian itu sendiri. Metodemetode penelitian yang dimaksud, misalnya, sebagai berikut.

a.  Metode  deskriptif,  yakni  metode  penelitian  yang  bertujuan  hanya menggambarkan  fakta-fakta  secara  apa  adanya,  tanpa  adanya perlakukan apa pun. Data yang dimaksud dapat berupa fakta yang bersifat kuantitatif (statistika) ataupun fakta kualitatif.

b. Metode  eksperimen,  yakni  metode  penelitian  bertujuan  untuk memperoleh  gambaran  atas  suatu  gejala  setelah  mendapatkan perlakuan.

c.  Metode  penelitian  kelas,  yakni  metode  penelitian  dengan  tujuan untuk  memperbaiki  persoalan-persoalan  yang  terjadi  pada  kelas tertentu, misalnya tentang motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dalam kompetensi dasar tertentu.

5. Pembahasan
 Bagian  ini  berisi  paparan  tentang  isi  pokok  karya  ilmiah,  terkait dengan  rumusan  masalah/tujuan  penulisan  yang  dikemukakan  pada bab  pendahuluan.  Data  yang  diperoleh  melalui  hasil  pengamatan, wawancara, dan sebagainya itu dibahas dengan berbagai sudut pandang; diperkuat oleh teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Sekiranya  diperlukan,  pembahasan  dapat  dilengkapi  dengan berbagai  sarana  pembantu  seperti  tabel  dan  grafk.  Sarana-sarana pembantu tersebut diperlukan untuk menjelaskan pernyataan ataupun data. Tabel  dan  grafk merupakan cara efektif dalam menyajikan  data dan  informasi.  Sajian  data  dan  informasi  lebih  mudah  dibaca  dan disimpulkan.  Penyajian  informasi  dengan  tabel  dan  grafk  memang
lebih  sistematis  dan lebih  enak  dibaca,  mudah  dipahami,  serta  lebih menarik  daripada  penyajian secara verbal.Penulis  perlu  menggunakan  argumen-argumen  yang  telah dikemukakan  dalam  kerangka  teoretis.  Pembahasan  data  dapat diibaratkan dengan sebuah pisau daging. Apabila pisau itu tajam, baik pulalah  keratan-keratan  daging  yang  dihasilkannya.  Namun,  apabila
tumpul, keratan daging itu akan acak-acakan, penuh cacat. Demikian pula halnya dengan pembahasan data. Apabila argumen-argumen yang dikemukakan penulis lemah dan data yang digunakannya tidak lengkap, pemecahan masalahnya pun akan jauh dari yang diharapkan

6. Simpulan dan Saran
Simpulan merupakan pemaknaan kembali atau sebagai sintesis dari keseluruhan unsur penulisan karya ilmiah. Simpulan merupakan bagian dari  simpul  masalah  (pendahuluan),  kerangka  teoretis  yang  tercakup di dalamnya, hipotesis, metodologi penelitian, dan temuan penelitian. Simpulan  merupakan  kajian  terpadu  dengan  meletakkan  berbagai unsur penelitian secara menyeluruh. Oleh karena itu, perlu diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari unsur-unsur di  atas  dengan  meletakkannya  dalam  kerangka  pikir  yang  mengarah kepada simpulan.
Berdasarkan pengertian di atas, seorang peneliti harus pula melihat berbagai implikasi yang ditimbulkan oleh simpulan penelitian. Implikasi tersebut  umpamanya  berupa  pengembangan  ilmu  pengetahuan, kegunaan  yang  bersifat  praktis  dalam  penyusunan  kebijakan.  Halhal  tersebut  kemudian  dituangkan  ke  dalam  bagian  yang  disebut rekomendasi atau saran-saran.

7. Dafar Pustaka
Dafar pustaka memuat semua kepustakaan yang digunakan sebagai landasan dalam karya ilmiah yang terdapat dari sumber tertulis, baik itu yang berupa buku, artikel jurnal, dokumen resmi, maupunsumbersumber  lain  dari  internet.  Semua  sumber  tertulis  atau  tercetak  yang tercantum di dalam karya ilmiah harus dicantumkan di dalam dafar pustaka. Sebaliknya, sumber-sumber yang pernah dibaca oleh penulis, tetapi tidak digunakan di dalam penulisan karya ilmiah itu, tidak boleh
dicantumkan di dalam dafar pustaka. Cara  menulis  dafar  pustaka  berurutan  secara  alfabetis,  tanpa
menggunakan nomor urut. Sumber tertulis/tercetak yang memerlukan banyak  tempat  lebih  dari  satu  baris  ditulis  dengan  jarak  satu  spasi, sedangkan jarak antara sumber yang satu dengan yang lainnya adalah dua spasi. Susunan penulisan dafar pustaka: nama yang disusun di balik; tahun
terbit; judul pustaka; kota terbit; dan penerbit

Bahasa Indonesia kelas XI IPS 2 jam 7

Tugas 
Setelah mempelajari karya ilmiah, diskusikanlah dengan teman melalui sosial media!
1.  Bacalah salah satu karya ilmiah yang anda sukai, bisa karya ilmiahnya sendiri atau orang lain
     melalui browsing.
2.  Analisislah bagian-bagian karya ilmiah tersebut.


No.      Bagian Karya Ilmiah             Tanggapan/Informasi

a.  halaman judul,                                  .................?
b. kata pengantar,                                  .................?
c.  dafar isi,                                            .................?
d. pendahuluan,                                    .................?
e. pembahasan,                                      .................?
f. simpulan,                                            .................?
g. dafar pustaka.                                   .................?

(apakah halaman judulnya sudah benar atau salah, kalau benar alasanya apa dan kalo salah alasanya apa)

ditulis di buku tulis kemudia di foto atau scan
dikirim di sini

https://forms.gle/HWGAhYXskYQPC99r7

Kamis, 19 Maret 2020 Kelas XI BAHASAJam 8 sd 9

Kegiatan 2

Menemukan Informasi yang Dapat Dikembangkan Menjadi Karya
Ilmiah


Perhatikanlah cuplikan berikut!
Tugas

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
    Pada  dasarnya  sastra  klasik  merupakan  karya  sastra  kultur  dan  etnik (daerah). Bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara sangatlah beruntung karena  memiliki  khazanah  sastra  klasik  yang amat  beragam  dan  kaya. Wilayah-wilayah kultur dan etnik itu masing-masing memiliki sastra kasik, yang semuanya memiliki sifat-sifat yang khas. Karya sastra ini timbul dan berkembang pada zaman yang belum mengenal istilah demokrasi, HAM, industrialisasi, globalisasi, dan anasir-anasir modern lainnya. Sastra klasik sebagian besar berakar dari sikap hidup tradisional yang feodal. Hal yang wajar  apabila  kemudian  muncul  pertanyaan,  nilai  apa  lagi  yang  masih dianggap  relevan  dan  bermanfaat  dari  penelitian  sastra  klasik  dalam konteks kehidupan yang serba modern seperti sekarang.

    Dalam  karya-karya  klasik  memang  terkandung  pemikiran-pemikiran yang dekaden, penuh tahayul, dan menidurkan. Hal itu sulit dimungkiri. Cerita-cerita masa lampau mengandung banyak unsur yang tidak relevan lagi  dengan  napas  modernisme  maupun  semangat  demokratisasi.  Karya
dan  kehidupan  klasik  (tradisional)  sulit  dipisahkan  dari  unsur  feodalis dan mistisme. Namun demikian, hal lain yang tidak boleh terlupakan pula bahwa  sastra  klasik  adalah  catatan  hidup  dan  kehidupan  manusia  masa lampau; sebagai bagian dari karya-karya kemanusiaan; itu artinya, karyakarya klasik pun tidak mungkin lepas dari nilai-nilai kemanusiaan yang universal.
   Ujar  Syariati  (1994)  bahwa  masa  lampau  dan  masa  kini  merupakan sebuah jurang. Antara keduanya memerlukan sebuah jembatan. Pertemuan antara  keduanya  sangatlah  penting  untuk  membangun  satu  bentuk konvergensi kultural yang berkepribadian, tanpa harus kehilangan identitas
dan esensi kebangsaannya. Penggalian terhadap sastra klasik diharapkan dapat  memperoleh  nilai  pengalaman,  perasaan,  dan  pemikiran  esensial kemasyarakatan. Pemerolehan akan nilai-nilai tersebut, menurut Syariati (1994) sangat bermanfaat untuk menambah kearifan dan kebijakan hidup,
baik di masa sekarang maupun pada masa yang akan datang.
    Penggalian-penggalian terhadap hal-hal di atas telah banyak dilakukan para flolog  maupun  ahli-ahli  dari  disiplin  ilmu  lainnya  (antropolog, sosiolog,  dan  sebagainya).  Hasilnya  mereka  mengakui  bahwa  karyakarya sastra klasik ternyata sarat nilai. Dalam karya-karya klasik banyak terkandung  pesan-pesan  moral,  didaktis,  dan  adat  istiadat  (Djamaris, 1990;Fang, 1991; Danawidjaja, 1994). Temuan-temuan tersebut tentunya bukan  sesuatu  yang fnal.  Yang  selama  ini  dilakukan  umumnya  masih terpisah-pisah, hanya berfokus pada karya sastra itu sendiri. Jenis sastra
Melayu  Islam  merupakan  karya  klasik  yang  belum  mendapat  perhatian sebagaimana  mestinya.  Padahal  karya-karya  ini  lebih  dominan  dalam khazanah  perkembangan  sastra  Nusantara.  Penulis  menemukan  kajiankajian  terhadap  masalah  ini  baru  sampai  pada  sajian-sajian  makalah.
Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa kajian yang lebih mendalam terhadap masalah ini amatlah penting untuk dilakukan

Fokus dan Kerangka Teori
     Di atas telah dikemukakan bahwa sastra klasik merupakan salah satu sumber kultural yang sangat penting. Di dalamnya terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Di samping itu, memang diakui bahwa dalam karya-karya  klasik  dijumpai  pula  unsur-unsur  kehidupan  tradisional yang dekaden, mistisme, yang tidak relevan dengan suasana modern dan semangat demokratisasi. Sastra klasik adalah fenomena multidimensional. Terliput  di  dalamnya  persoalan-persoalan  struktur,  sejarah,  dan  kultur. Oleh sebab itu, untuk sampai pada pengertian yang sesungguhnya, penulis membatasinya pada persoalan kultur, dalam spesifkasi pandangan (nilainilai) moral.Yang  termasuk  ke  dalam  karya  klasik  itu  sendiri  jumlahnya  sangat banyak dan beragam. Dalam kaitannya dengan struktur kesejarahannya, dikenal  adanya  sastra  klasik  Hindu,  sastra  klasik  Buddha,  sastra  klasik zaman peralihan, sastra klasik Islam. Karya sastra klasik yang dimaksud
dalam  penelitian  ini  dibatasi  hanya  pada  sastra  klasik  dengan  struktur Melayu  dalam  latar  belakang  keislaman.  Pembatasan  ini  berdasarkan alasan bahwa sastra klasik masyarakat Melayu Islam merupakan khazanah sastra paling dominan di Nusantara (Djamaris, 1990: Fang, 1991).
    Penelitian  di  atas  memerlukan  dukungan  dari  teori-teori  sastra,  teori moral, dan antropologi. Teori sastra diperlukan untuk mengkaji ciri-ciri sastra klasik dari masyarakat Melayu Islam, khususnya dikaitkan dengan konteks  moral  yang  ada  di  dalamnya.  Teori  moral  digunakan  untuk
mengidentifkasi konsep-konsep moral yang (mungkin) ditemukan dalam karya  sastra  melayu  Islam  itu,  sedangkan  teori  antropologi  diperlukan guna menganalisis struktur sosial budaya masyarakat Melayu Islam, dalam kaitannya  dengan  sistem  moral  yang  tertuang  dalam  karya  sastra  yang
diciptakan.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
1.  Mendeskripsikan struktur sastra Melayu Islam, yang meliputi alur, tokoh, latar, dan tema.
2.  Mendeskripsikan kategori-kategori moral yang tertuang dalam karya sastra Melayu Islam.
3.  Merumuskan karakteristik umum dari setiap kategori moral yang terdapat dalam masyarakat
     Melayu Islam.
 KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Sastra
      Penjelasan tentang “Apa itu sastra?”, dapat dikemukakan berdasarkan berbagai sudut pandang. Dalam kajian ini, penjelasan akan dikemukakan seperlunya,  sesuai  dengan  tujuan  untuk  memahami  kedudukan  sastra dalam  kaitannya  dengan  ajaran  keislaman.  Dalam  memahami  hakikat sastra,  paling  tidak  ada  dua  pandangan  yang  selama  ini  berkembang. Pertama, pandangan  Platonis,  yang  beranggapan  bahwa  karena  sifatnya tiruan, maka sastra itu kurang bernilai dibandingkan dengan kenyataannya itu sendiri. Lebih dari itu, menurut Plato bahwa para seniman hanyalah menonjolkan  sifat-sifat  rendahan  manusia,  yang  emosional,  tidak  pada segi rasionalitas, yang dianggapnya sebagai unsur kemanusiaan yang paling mulia dan luhur.
     Sehubungan  dengan  keberatan-keberatan  dari  Plato,  Aristoteles menanggapinya sebagai berikut. Bahwa sastrawan tidak seperti apa yang dikatakan  Plato,  yang  begitu  saja  menirukan  atau  menyajikan  kembali peristiwa atau keadaan tertentu yang kebetulan dicatat atau diselidikinya.
Namun,  ia  mengolahnya  sedemikian  rupa  sehingga  ia  menampilkan unsur-unsurnya yang umum, di samping yang khas. Apa yang merupakan ciri  khas  dalam  sastra,  adalah  sifat  rekaannya  yang  sangat  erat  dengan bahasa. Dalam karya sastra, setiap kata, setiap tanda, betapa pun tampak remehnya tanda itu, misalnya titik dan koma, tetapi ia memiliki fungsi dan makna tersendiri; tanda-tanda itu tidak ada yang tidak terpakai, semuanya berfungsi sebagai penyandang bermakna.
.....
(Sumber: “Nilai-nilai Moral dalam Karya Sastra Melayu Klasik Islam”, Kosasih)

Teks  seperti  itulah  yang  lazim  disebut  dengan  karya  ilmah.   Teks tersebut disusun dengan metode ilmiah, yakni metode yang berdasarkan cara berpikir yang sistematis dan logis. Karya ilmiah menyajikan  masalahmasalah yang  objektif  dan  faktual.
1.  Sistematis, susunan teks itu teratur dengan pola yang baku. Dimulai dengan pendahuluan, diikuti
     dengan pembahasan, dan diakhiri dengan simpulan.
2.  Logis, isinya dapat dipahami dan dibenarkan oleh akal sehat; antara lain, didasari oleh hubungan
     sebab akibat.
3.  Objektif (impersonal), pernyataan-pernyataannya didasarkan pandangan umum; tidak didasari
     pandangan pribadi penulisnya semata.
4.  Faktual, kebenaran di dalamnya didasarkan kenyataan yang sesungguhnya; tidak imajinatif.

      Karya ilmiah mengutamakan aspek rasionalitas dalam pembahasannya. Objektivitas dan  kelengkapan data merupakan  hal lain  yang  sangat penting. Guna  membuktikan  bahwa pembahasan  itu  merupakan  sesuatu  yang rasional,  penulis  perlu  data  yang  lengkap  dengan  tingkat  kebenaran yang  tidak terbantahkan. Untuk memperkuat pernyataan “sastra klasik itu
sarat dengan nilai-nilai moral”, penulis perlu membuktikannya dengan data langsung dari karyanya itu sendiri dengan didukung pula oleh pandanganpandangan teori ataupun ahli lain.
      Karya ilmiah tidak selalu identik dengan karya hasil penelitian. Karya hasil  penelitian  merupakan  salah  satu  jenis  dari  karya  ilmiah.  Apabila merujuk pada pengertian dan ciri-ciri di atas, akan banyak sekali ragam tulisan yang berkategori karya ilmiah. Contoh karya ilmiah dapat berupa artikel, makalah, laporan, skripsi, dan tulisan-tulisan sejenis lainnya

TUGAS KELAS XI BAHASA
Kamis, 19 Maret 2020 Jam 8 sd 9
Setelah  kamu  membaca  penggalan  karya  ilmiah  di  atas,  ikutilah instruksi di bawah ini!
1.  Lakukanlah observasi di lingkungan rumah kalian masing-masing tentang
informasi yang dapat dikembangkan menjadi karya ilmiah!
2.  Perhatikan penulisan struktur karya ilmiah yang benar


(membuat kerangka karya ilmiah, ingat kerangka dulu paling tidak ada garis besar yang nanti pada materi berikutnya bisa dijadikan karya ilmiah yang asli

tugasnya difoto atau di scan dikirim di sini


https://forms.gle/Qvt8qcFb7h4Fte4CA

dan setelah masuk buku tulisnya dikumpulkan

PHB BAHASA INDONESIA X dan XI

  PHB BAHASA INDONESIA X https://forms.gle/3c4mk86SdT2sLxBL6 PHB BAHASA INDONESIA XI https://forms.gle/xfrqHEsjNDRi9toL9