DATA SISWA YANG RESPON

Kamis, 19 Maret 2020

Kamis, 19 Maret 2020 Kelas XI BAHASAJam 8 sd 9

Kegiatan 2

Menemukan Informasi yang Dapat Dikembangkan Menjadi Karya
Ilmiah


Perhatikanlah cuplikan berikut!
Tugas

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
    Pada  dasarnya  sastra  klasik  merupakan  karya  sastra  kultur  dan  etnik (daerah). Bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara sangatlah beruntung karena  memiliki  khazanah  sastra  klasik  yang amat  beragam  dan  kaya. Wilayah-wilayah kultur dan etnik itu masing-masing memiliki sastra kasik, yang semuanya memiliki sifat-sifat yang khas. Karya sastra ini timbul dan berkembang pada zaman yang belum mengenal istilah demokrasi, HAM, industrialisasi, globalisasi, dan anasir-anasir modern lainnya. Sastra klasik sebagian besar berakar dari sikap hidup tradisional yang feodal. Hal yang wajar  apabila  kemudian  muncul  pertanyaan,  nilai  apa  lagi  yang  masih dianggap  relevan  dan  bermanfaat  dari  penelitian  sastra  klasik  dalam konteks kehidupan yang serba modern seperti sekarang.

    Dalam  karya-karya  klasik  memang  terkandung  pemikiran-pemikiran yang dekaden, penuh tahayul, dan menidurkan. Hal itu sulit dimungkiri. Cerita-cerita masa lampau mengandung banyak unsur yang tidak relevan lagi  dengan  napas  modernisme  maupun  semangat  demokratisasi.  Karya
dan  kehidupan  klasik  (tradisional)  sulit  dipisahkan  dari  unsur  feodalis dan mistisme. Namun demikian, hal lain yang tidak boleh terlupakan pula bahwa  sastra  klasik  adalah  catatan  hidup  dan  kehidupan  manusia  masa lampau; sebagai bagian dari karya-karya kemanusiaan; itu artinya, karyakarya klasik pun tidak mungkin lepas dari nilai-nilai kemanusiaan yang universal.
   Ujar  Syariati  (1994)  bahwa  masa  lampau  dan  masa  kini  merupakan sebuah jurang. Antara keduanya memerlukan sebuah jembatan. Pertemuan antara  keduanya  sangatlah  penting  untuk  membangun  satu  bentuk konvergensi kultural yang berkepribadian, tanpa harus kehilangan identitas
dan esensi kebangsaannya. Penggalian terhadap sastra klasik diharapkan dapat  memperoleh  nilai  pengalaman,  perasaan,  dan  pemikiran  esensial kemasyarakatan. Pemerolehan akan nilai-nilai tersebut, menurut Syariati (1994) sangat bermanfaat untuk menambah kearifan dan kebijakan hidup,
baik di masa sekarang maupun pada masa yang akan datang.
    Penggalian-penggalian terhadap hal-hal di atas telah banyak dilakukan para flolog  maupun  ahli-ahli  dari  disiplin  ilmu  lainnya  (antropolog, sosiolog,  dan  sebagainya).  Hasilnya  mereka  mengakui  bahwa  karyakarya sastra klasik ternyata sarat nilai. Dalam karya-karya klasik banyak terkandung  pesan-pesan  moral,  didaktis,  dan  adat  istiadat  (Djamaris, 1990;Fang, 1991; Danawidjaja, 1994). Temuan-temuan tersebut tentunya bukan  sesuatu  yang fnal.  Yang  selama  ini  dilakukan  umumnya  masih terpisah-pisah, hanya berfokus pada karya sastra itu sendiri. Jenis sastra
Melayu  Islam  merupakan  karya  klasik  yang  belum  mendapat  perhatian sebagaimana  mestinya.  Padahal  karya-karya  ini  lebih  dominan  dalam khazanah  perkembangan  sastra  Nusantara.  Penulis  menemukan  kajiankajian  terhadap  masalah  ini  baru  sampai  pada  sajian-sajian  makalah.
Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa kajian yang lebih mendalam terhadap masalah ini amatlah penting untuk dilakukan

Fokus dan Kerangka Teori
     Di atas telah dikemukakan bahwa sastra klasik merupakan salah satu sumber kultural yang sangat penting. Di dalamnya terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Di samping itu, memang diakui bahwa dalam karya-karya  klasik  dijumpai  pula  unsur-unsur  kehidupan  tradisional yang dekaden, mistisme, yang tidak relevan dengan suasana modern dan semangat demokratisasi. Sastra klasik adalah fenomena multidimensional. Terliput  di  dalamnya  persoalan-persoalan  struktur,  sejarah,  dan  kultur. Oleh sebab itu, untuk sampai pada pengertian yang sesungguhnya, penulis membatasinya pada persoalan kultur, dalam spesifkasi pandangan (nilainilai) moral.Yang  termasuk  ke  dalam  karya  klasik  itu  sendiri  jumlahnya  sangat banyak dan beragam. Dalam kaitannya dengan struktur kesejarahannya, dikenal  adanya  sastra  klasik  Hindu,  sastra  klasik  Buddha,  sastra  klasik zaman peralihan, sastra klasik Islam. Karya sastra klasik yang dimaksud
dalam  penelitian  ini  dibatasi  hanya  pada  sastra  klasik  dengan  struktur Melayu  dalam  latar  belakang  keislaman.  Pembatasan  ini  berdasarkan alasan bahwa sastra klasik masyarakat Melayu Islam merupakan khazanah sastra paling dominan di Nusantara (Djamaris, 1990: Fang, 1991).
    Penelitian  di  atas  memerlukan  dukungan  dari  teori-teori  sastra,  teori moral, dan antropologi. Teori sastra diperlukan untuk mengkaji ciri-ciri sastra klasik dari masyarakat Melayu Islam, khususnya dikaitkan dengan konteks  moral  yang  ada  di  dalamnya.  Teori  moral  digunakan  untuk
mengidentifkasi konsep-konsep moral yang (mungkin) ditemukan dalam karya  sastra  melayu  Islam  itu,  sedangkan  teori  antropologi  diperlukan guna menganalisis struktur sosial budaya masyarakat Melayu Islam, dalam kaitannya  dengan  sistem  moral  yang  tertuang  dalam  karya  sastra  yang
diciptakan.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
1.  Mendeskripsikan struktur sastra Melayu Islam, yang meliputi alur, tokoh, latar, dan tema.
2.  Mendeskripsikan kategori-kategori moral yang tertuang dalam karya sastra Melayu Islam.
3.  Merumuskan karakteristik umum dari setiap kategori moral yang terdapat dalam masyarakat
     Melayu Islam.
 KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Sastra
      Penjelasan tentang “Apa itu sastra?”, dapat dikemukakan berdasarkan berbagai sudut pandang. Dalam kajian ini, penjelasan akan dikemukakan seperlunya,  sesuai  dengan  tujuan  untuk  memahami  kedudukan  sastra dalam  kaitannya  dengan  ajaran  keislaman.  Dalam  memahami  hakikat sastra,  paling  tidak  ada  dua  pandangan  yang  selama  ini  berkembang. Pertama, pandangan  Platonis,  yang  beranggapan  bahwa  karena  sifatnya tiruan, maka sastra itu kurang bernilai dibandingkan dengan kenyataannya itu sendiri. Lebih dari itu, menurut Plato bahwa para seniman hanyalah menonjolkan  sifat-sifat  rendahan  manusia,  yang  emosional,  tidak  pada segi rasionalitas, yang dianggapnya sebagai unsur kemanusiaan yang paling mulia dan luhur.
     Sehubungan  dengan  keberatan-keberatan  dari  Plato,  Aristoteles menanggapinya sebagai berikut. Bahwa sastrawan tidak seperti apa yang dikatakan  Plato,  yang  begitu  saja  menirukan  atau  menyajikan  kembali peristiwa atau keadaan tertentu yang kebetulan dicatat atau diselidikinya.
Namun,  ia  mengolahnya  sedemikian  rupa  sehingga  ia  menampilkan unsur-unsurnya yang umum, di samping yang khas. Apa yang merupakan ciri  khas  dalam  sastra,  adalah  sifat  rekaannya  yang  sangat  erat  dengan bahasa. Dalam karya sastra, setiap kata, setiap tanda, betapa pun tampak remehnya tanda itu, misalnya titik dan koma, tetapi ia memiliki fungsi dan makna tersendiri; tanda-tanda itu tidak ada yang tidak terpakai, semuanya berfungsi sebagai penyandang bermakna.
.....
(Sumber: “Nilai-nilai Moral dalam Karya Sastra Melayu Klasik Islam”, Kosasih)

Teks  seperti  itulah  yang  lazim  disebut  dengan  karya  ilmah.   Teks tersebut disusun dengan metode ilmiah, yakni metode yang berdasarkan cara berpikir yang sistematis dan logis. Karya ilmiah menyajikan  masalahmasalah yang  objektif  dan  faktual.
1.  Sistematis, susunan teks itu teratur dengan pola yang baku. Dimulai dengan pendahuluan, diikuti
     dengan pembahasan, dan diakhiri dengan simpulan.
2.  Logis, isinya dapat dipahami dan dibenarkan oleh akal sehat; antara lain, didasari oleh hubungan
     sebab akibat.
3.  Objektif (impersonal), pernyataan-pernyataannya didasarkan pandangan umum; tidak didasari
     pandangan pribadi penulisnya semata.
4.  Faktual, kebenaran di dalamnya didasarkan kenyataan yang sesungguhnya; tidak imajinatif.

      Karya ilmiah mengutamakan aspek rasionalitas dalam pembahasannya. Objektivitas dan  kelengkapan data merupakan  hal lain  yang  sangat penting. Guna  membuktikan  bahwa pembahasan  itu  merupakan  sesuatu  yang rasional,  penulis  perlu  data  yang  lengkap  dengan  tingkat  kebenaran yang  tidak terbantahkan. Untuk memperkuat pernyataan “sastra klasik itu
sarat dengan nilai-nilai moral”, penulis perlu membuktikannya dengan data langsung dari karyanya itu sendiri dengan didukung pula oleh pandanganpandangan teori ataupun ahli lain.
      Karya ilmiah tidak selalu identik dengan karya hasil penelitian. Karya hasil  penelitian  merupakan  salah  satu  jenis  dari  karya  ilmiah.  Apabila merujuk pada pengertian dan ciri-ciri di atas, akan banyak sekali ragam tulisan yang berkategori karya ilmiah. Contoh karya ilmiah dapat berupa artikel, makalah, laporan, skripsi, dan tulisan-tulisan sejenis lainnya

TUGAS KELAS XI BAHASA
Kamis, 19 Maret 2020 Jam 8 sd 9
Setelah  kamu  membaca  penggalan  karya  ilmiah  di  atas,  ikutilah instruksi di bawah ini!
1.  Lakukanlah observasi di lingkungan rumah kalian masing-masing tentang
informasi yang dapat dikembangkan menjadi karya ilmiah!
2.  Perhatikan penulisan struktur karya ilmiah yang benar


(membuat kerangka karya ilmiah, ingat kerangka dulu paling tidak ada garis besar yang nanti pada materi berikutnya bisa dijadikan karya ilmiah yang asli

tugasnya difoto atau di scan dikirim di sini


https://forms.gle/Qvt8qcFb7h4Fte4CA

dan setelah masuk buku tulisnya dikumpulkan

Tidak ada komentar:

PHB BAHASA INDONESIA X dan XI

  PHB BAHASA INDONESIA X https://forms.gle/3c4mk86SdT2sLxBL6 PHB BAHASA INDONESIA XI https://forms.gle/xfrqHEsjNDRi9toL9