DATA SISWA YANG RESPON

Rabu, 22 April 2020

Rabu, 22 April 2020

Kegiatan 2
Mengungkapkan Isi Informasi Buku yang Diresensi

      Berdasarkan  objek  karyanya,  resensi  terdiri  atas  bermacam-macam jenis. Seperti yang terdapat di dalam contoh di atas, ada resensi untuk novel; ada pula yang berupa kumpulan cerpen. Berdasarkan objek tanggapannya, ada pula yang berupa flm, drama, lagu, buku ilmu pengetahuan, lukisan, dan karya-karya lainnya.
     Dengan  perbedaan-perbedaan  objek  karya  itu,  informasi  yang  kita dapat  pun  akan  bermacam-macam  pula.  Misalnya,  dari  resensi  novel atau  kumpulan  cerpen,  informasi  yang  kita  dapatkan  adalah  tentang alur, penokohan, latar, dan hal-hal lainnya yang terdapat di dalam bukubuku cerita itu. Berbeda halnya apabila resensi itu tentang buku populer, informasi  yang  kita  dapatkan  berupa  sejumlah  ilmu  pengetahuan  yang dapat memperluas wawasan kita tentang topik yang dibahas oleh buku itu.

Perhatikanlah contoh resensi berikut!
⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀
     Beragam tema, beragam kisah terangkum di kumpulan cerita pendek Cerita  Cinta  Indonesia ini.  Mulai  dari  jejak  sastra  hingga  cerita  pendek teenlittergores dalam 45 cerpen buah karya 45 penulis yang pasti sudah Anda kenal. Membaca kumpulan cerita pendek ini seakan-akan memilih
beraneka rasa dan rupa dalam sajian paket lengkap. Sebabnya, ada begitu terlalu  banyak  kisah  kehidupan  yang  menunggu  untuk  dinikmati  para pembacanya. Ada kisah cinta, misteri, persahabatan, dan beragam tema lainnya, yang ditampilkan secara serius dan populer.
     Buku  ini  memang  menawarkan  tema  dan  rasa  yang  berbeda-beda. “Nasihat Nenek” karya Clara Ng dan “Asylum” karya Lexie Xu merupakan cerpen  yang  mengundang  rasa  mencekam.  Atmoster  horornya  sangat terasa. Pada deretan galau makerada “Rindu yang Terlalu” karya Arswendo Atmowiloto,  “Gerimis  yang  Ganjil  “  oleh  Budi  Maryono,  “Rindu”  oleh
Dewi  Kharisma  Michellia,  “Hachiko”  dan  “Luka  yang  Setia”  oleh  Eka Kurniawan, “Muse” oleh Ika Natassa dan “Gadis dan Pohon Jambu” oleh M.  Aan  Mansyur.  Beberapa  penulis  terkenal  sebagai  penulis teenlit juga tampil di buku ini, seperti “Tabula Rasa” oleh Debbie Wijaja, “Savana” oleh Dyan Nuranindya, “Gelas di Pinggir Meja” oleh Ken Terate, “SMS” oleh Luna Torashyngu, dan “Letting Go” oleh RisTee.
     Ada  pula  cerpen-cerpen  menarik  lain  dan  memukau.  “Dua  Garis” oleh Jessica Huawae bisa membuat rasa muak pembacanya. Bukan muak karena kualitas cerpennya. Akan tetapi, hal itu disebabkan oleh temanya yang memang merupakan kenyataan sebenarnya. “Persepsi” oleh Maggie
Tiojakin  yang  bermain-main  dengan  persepsi  pembacanya.  “Apalah Artinya  Nama”  oleh  Marga  T.  bisa  membuat  para  pembaca   penasaran: berapa  persentase  kebenaran  di  cerpen  tersebut.  Terakhir  ada  “Bahagia Bersyarat”  oleh  Okky  Madasari  bisa  membuat  pembaca  bertanya-tanya, “Apa arti sesungguhnya dari kata bahagiaitu; benarkah kita sudah merasa bahagia di kehidupan sekarang?”
     Selain itu, bukan berarti cerpen-cerpen yang tidak disebutkan itu jelek, ya. Tulisan ini bisa terlalu panjang jika harus diulas satu per satu. Lebih baik  pembaca  sendiri  yang  membuktikannya.  Saya  sendiri  merasa  puas setelah membacanya. Bahkan, para penulis yang sebelumnya kurang saya
sukai, mampu membuat saya menikmati cerita yang mereka tuturkan itu.

(Sumber: ariansyahabo.blogspot.com dengan beberapa penyesuaian)

⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀
     Bacaan di atas juga berkategori sebagai resensi. Melalui resensi tersebut, dapat  kita  peroleh  informasi  ataupun  gambaran  tentang  cerpen-cerpen yang ada di dalamnya. Selain itu, terdapat pula perincian tentang tema dan evaluasi terhadap kelebihan cerpen-cerpen yang ada di dalamnya.


     Berikut contoh resensi lainnya.
⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀

      Sensual!  Itu  adalah  kata  yang  tepat  untuk  menggambarkan  nyawa musik yang dibawa oleh band asal Malang ini. Hadir kembali meramaikan kancah musik lokal, Atlestamengusung nuansa percampuran musik pop, RnB dengan jazz dalam dua belas lagu besutan Fifan Christa dan kawankawan ini.
     Album kedua bertitel Sentationdimulai dengan lagu berjudul “Aroma”. Lirik  yang  singkat  dengan  sayup-sayup  vokal  perempuan,  membiarkan pendengarnya  berimajinasi  dalam track pemanasan  ini.  Tidak  cukup sampai  di  situ,  lagu  kedua  berjudul  “Paris  Weekend”  juga  membawa pada imajinasi seolah-olah berada dalam perjalanan panjang menuju ke suasana romantis bersama musik bernuansa jazz 80-an. Dalam lagu kedua ini sekilas melemparkan ingatan kita pada musik yang diusung oleh grup band Earth Wind and Fire.

     Melompat  ke  lagu  selanjutnya  adalah  “Oh  You”.  Jika  di  album sebelumnya  kesan  seksi  nan  nakal  ditonjolkan  oleh  Fifan  dan  kawankawan, barangkali lagu inilah yang mewakili perubahan kesan seksi-nakal ke seksi-elegan. Hal itu terlihat dari pemilihan diksi yang jauh lebih halus tanpa meninggalkan kesan sensual.
     “Oh you, just feel the night // Alright, just turn me right // Oh you, turn ofthe light // Anybody alright, take it all to say.”Melodinya catchy, dijamin, sekali mendengarkan kita tidak akan kesulitan untuk mengingat lagu ini.
    Coba  kuping  lagu  berjudul  “Senstation”.  Pada  lagu  ini  nuansa  RnB lebih terasa dengan ketukan unik. Soal pemilihan lirik, bisa dibilang dari semua lagu di album ini, lagu ”Senstation”-lah yang masih lekat dengan bagaimana fantasi panasnya gairah cinta ala Atlesta.
     “In the end of conversation, you’re just leaving a sensation. Oh baby c’mon closer  to  me.  All  I  want  is  just  a  pleasure,  with  an  overnight  sensation.” Gotcha! Ditambah dengan bumbu vokal dari vokalis perempuan di tengah track-nya, cukup menggoda dan menerbangkan imajinasi, bukan?
     Album yang dikemas dengan dominan warna hitam ini menyuguhkan dua instrumen. Pertama adalah “Sunset” didominasi oleh gitar. Nuansa itu sekilas terdengar ala Kings of Convenienceini. Sementara itu, pada lagu ke- sembilan kita dibawa mendengarkan dentingan piano yang menenangkan setelah  diajak  menggoyangkan  tubuh  pada  lagu  sebelumnya,  “Cadillac
Model”.
     Jika Anda adalah pecinta musik sekaligus penikmat fotograf, di album ini  kita  bisa  menikmati  keduanya  sekaligus  karena  Atlesta  mengemas lirik-lirik  dalam  album Sensation itu  ke  dalam  14  lembar  foto  menarik. Sayangnya lirik-lirik tersebut tidak semuanya tercetak dengan baik, dengan
font handwritingyang cukup sulit untuk dibaca.
     Secara umum, album ini sebenarnya sudah mampu mendekati apa yang diinginkan Atlesta, yakni kesan klasik. Atlesta jauh lebih matang, penuh gairah, namun tetap catchy. Sangat layak untuk dikoleksi tentunya!
(Winda Carmelita, kapanlagi.com dengan beberapa penyesuaian)
⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀⇀
     Teks tersebut menyajikan informasi tentang isi dan kelebihan-kelebihan yang ada pada suatu album lagu berjudul Sentation. Tentu saja informasiinformasi yang disajikan resensi tersebut berbeda dengan yang sebelumnya. Informasi yang dikemukakan resensi album lagu cenderung pada warna
yang diberikan pada setiap lagu di dalamnya di samping mungkin pula ada gambaran informasi tentang ilustrasi/foto-foto yang ada pada album lagu
tersebut.

Tugas
1.  Perhatikanlah teks resensi berikut!

Legenda Cinta Layla-Majnun

Judul  : Laila-Madjnoen(Tjeritera di Tanah Arab); Laila Majnun karya Nizami; Layla
 Majnun, Roman Cinta Paling Populer & Abadi

Penulis  : Hamka (Hadji Abdul Malik Karim Amrullah)

Penerbit  : Balai Poestaka, 1932; Ilman Books, 2002; Navila, 2002

Teb al : 74 halaman; 222 halaman;     200 halaman
 
     Kalau  ada  kisah  cinta  abadi  antara seorang  perempuan  dan  laki-laki yang menjadi legenda di dunia Timur, itulah legenda Layla dan Majnun. Kisah  ini  begitu  melegenda  sehingga  muncul  banyak  versi  menyangkut lika-liku hubungan cinta Layla dan Majnun.
      Ada  anggapan  bahwa  kisah  cinta  Layla-Majnun  ini  hampir-hampir
menyerupai  cerita  Romeo  and  Juliet  karya  sastrawan  Inggris,  William Shakespeare,  terutama  dalam  hal  tragedi  yang  menyelubungi  hubungan cinta sepasang kekasih. Meski demikian, cerita Romeo and Juliet adalah salah satu karya yang ditulis oleh tangan William Shakespeare pada abad
ke-16.  Sementara  itu,  Layla  dan  Majnun  merupakan  sebuah  cerita  yang dikisahkan dari mulut ke mulut dan baru pada abad ke-12 dituliskan oleh seorang penyair dari Azerbaijan, Nizami Ganjavi, dalam bentuk syair. Versi Nizami inilah yang kemudian merupakan cerita yang paling populer.
     Menurut  Jean-Pierre  Guinhut,  seorang  orientalis  dan  ahli  mengenai kebudayaan  dan flsafat  Timur  yang  juga  pernah  menjadi  Duta  Besar Perancis untuk Azerbaijan, pengaruh cerita Layla-Majnun ini melampaui tradisi Timur. Jika melihat kembali ke masa Abad Pertengahan, yaitu sekitar
abad ke-11-13, banyak dari karya sastra Barat saat itu memiliki jejak sastra oriental  yang  kemudian  memengaruhi  karya-karya  sastra  seperti  cerita kepahlawanan Jerman abad ke-13 berjudul Tristan und Isoldeyang ditulis oleh Gottfried von Strassburg atau dongeng Perancis, Aucassin et Nicolette.
     Sampai  saat  ini,  kisah  Layla-Majnun  merupakan  cerita  yang  paling populer di Timur Tengah maupun Asia Tengah, di antara bangsa-bangsa Arab, Turki, Persia, Afgan, Tajiks, Kurdi, India, Pakistan, dan Azerbaijan. Kepopuleran  kisah  ini  memberi  inspirasi  banyak  seniman,  baik  pelukis, pemusik,  maupun  pembuat flm,  menciptakan  beragam  karya  seni  yang
menggambarkan kisah-kasih Layla dan Majnun.
     Di dalam buku terbitan Balai Poestaka ini dikisahkan tentang Qais dan Layla yang hidup di negeri Nedjd, salah satu wilayah di tanah Arab. Mereka adalah  sepasang  remaja  yang  sejak  kecil  sering  bermain  bersama  dan ketika menginjak remaja pergi belajar di sekolah yang sama. Qais berwajah
tampan,  sementara  Layla  adalah  gadis  rupawan  yang  menjadi  dambaan setiap  laki-laki.  Keduanya  saling  jatuh  cinta,  namun  adat  melarang mereka mengekspresikan gelora cinta secara terbuka. Dengan demikian, perasaan keduanya hanya ditumpahkan dalam bentuk syair ketika mereka
mempunyai kesempatan bertatap muka secara diam-diam.
     Suatu  ketika  Qais  memutuskan  untuk  ikut  bersama  ayahnya,  AlMulawwah,  berniaga  ke  negeri  lain  agar  kelak  ia  memiliki  bekal pengetahuan  sendiri  tentang  perniagaan.  Pamitlah  ia  kepada  Layla  dan memberikan  seuntai  kalung  mutiara  sebagai  tanda  kesetiaannya.  Qais meminta Layla untuk melepaskan sebuah mutiara dari untaiannya apabila waktu  sudah menunjukkan  bulan  baru.  Meskipun  sangat  sedih,  Layla merelakan kekasihnya pergi mencari pengalaman.
     Sepeninggal  Qais,  Layla  hanya  bermenung  diri  dan  menciptakan syair sebagai pelambang rindu. Suatu hari, ayah Layla, Al-Mahdi, pulang ke  rumah  bersama  seorang  tamu  bernama  Sa’d  bin  Munif,  yang  diajak menginap.  Tamu  itu  seorang  saudagar  kaya  raya  yang  berasal  dari  Irak. Ketika berjumpa Layla, Sa’d bin Munif langsung jatuh cinta dan melamar Layla kepada ayahnya. Tanpa sepengetahuan Layla, Al-Mahdi menerima lamaran  tersebut  karena  tergiur  oleh  mas  kawin  1.000  dinar  dan  harta kekayaan  Sa’d  bin  Munif.  Layla  tak  berdaya  melawan  perintah  ayahnya karena adat memang menyatakan bahwa laki-laki berkuasa atas perempuan.
      Sementara  itu,  Qais  yang  telah  memasuki  bulan  ke-9  ikut  berniaga ke  negeri-negeri  seperti  Damsjik,  Jerusalem,  Hims,  Halab,  Anthakijah, Irak, Koefah, hingga Basrah tidak dapat lagi menahan rindunya terhadap Layla. Wajahnya tampak muram dan badannya semakin kurus. Ayah Qais melihat kesedihan anaknya dan menanyakan ada apakah gerangan yang telah  mengganggu  pikirannya.  Akhirnya  Qais  berterus  terang  tentang kisah  cintanya  dengan  Layla.  Demi  mendengar  penuturan  anaknya,  AlMulawwah  memutuskan  segera  kembali  ke  kampung  halamannya  dan berjanji akan melamar Layla untuk Qais.
      Ketika  sampai  kampung  halaman,  Al-Mulawwah  bergegas  menemui ayah Layla dan menawarkan 100 unta sebagai pengganti uang 1.000 dinar yang  telah  diberikan  Sa’d  bin  Munif.  Akan  tetapi,  dengan  sombongnya, ayah Layla menolak lamaran Al-Mulawwah. Tak berapa lama kemudian, pesta perkawinan Layla dan Sa’d bin Munif diselenggarakan secara besarbesaran.  Hancur  luluhlah  hati  Qais.  Tak  ada  satu  obat  pun  yang  bisa menyembuhkan sakitnya ini, meskipun orang tuanya telah mendatangkan banyak tabib ternama. Sejak itu Qais tidak mau berbicara kepada orang lain,  ia  sibuk  dengan  dirinya  sendiri  dan  sering  kali  terlihat  berbicara sendiri. Karena perilaku aneh inilah orang sekampungnya memanggil Qais dengan Majnun, yang berarti kurang sempurna pikirannya.
      Lain  halnya  dengan  Layla,  meskipun  kini  telah  menjadi  istri  Sa’d  bin Munif, ia tetap mencintai Qais. Menurut Layla, secara fsik ia boleh menjadi istri Sa’d bin Munif, tetapi jiwanya tetap untuk Qais. Dalam ungkapannya, di dunia Qais dan Layla bukanlah pasangan suami istri, tetapi di akhirat mereka menjadi pasangan abadi. Karena tak kuat menanggung penderitaan cinta ini, Layla sakit dan selalu memanggil nama Qais. Akhirnya Qais pun dipanggil untuk menemui Layla. Ketika mereka bertemu, Layla memberi pesan  terakhir  bahwa  mereka  akan  bertemu  nanti  di  akhirat  sebagai sepasang  kekasih.  Demi  melihat  kekasihnya  meninggal,  putus  asalah Qais. Tak ada lagi keinginannya untuk hidup. Sehari-hari kerjanya hanya duduk di pusara Layla hingga akhirnya Qais meninggal. Jasad Qais pun dibaringkan di samping pusara Layla.
     Kira-kira  10  tahun  kemudian,  beberapa  musafr  menziarahi  kubur mereka berdua. Di atas kedua pusara itu telah tumbuh dua rumpun bambu yang  pucuknya  saling  berpelukan.  Masyhurlah  kisah  ini  sebagai  kisah Layla-Majnun.
      Tujuh  puluh  tahun  setelah  penerbitan  buku  ini  oleh  Balai  Poestaka, pada  tahun  2002  kisah  ini  dibukukan  kembali  oleh  dua  penerbit,  Ilman Books dan Navila, masing-masing dengan judulLaila Majnundan Layla Majnun, Roman Cinta Paling Populer & Abadi.Di dalam kedua buku itu
disebutkan  bahwa  kisah  yang  ditulis  merupakan  saduran  karya  Nizami dari  buku  berbahasa  Arab  dengan  judul Qays  bin  al  Mulawah,  Majnun Layla dan versi bahasa Inggris berjudulLaili and Majnun: A Poemserta Layla and Majnun By Nizami.
      Meskipun ketiga buku tersebut sama mengungkap tragedi kisah cinta Layla dan Majnun, tetapi terdapat beberapa perbedaan menyangkut detail cerita. Pertama, di dalam buku terbitan Balai Poestaka disebutkan bahwa Qais adalah anak saudagar bernama Al-Mulawwah, yang sering bepergian ke negeri-negeri lain untuk berniaga. Sementara di dalam dua buku yang terbit tahun 2002 hanya disebutkan bahwa Qais adalah anak semata wayang seorang saudagar bernama Syed Omri atau Sayid. Ayah Qais dikabarkan telah lama menanti kehadiran anak semata wayangnya untuk meneruskan garis keturunan keluarga.
      Perbedaan kedua, di buku Balai Poestaka, suami Layla dikabarkan pergi dari negeri Nedjd setelah kematian Layla. Sementara di buku terbitan 2002, suami Layla, Ibnu Salam, meninggal lebih dahulu dibandingkan dengan Layla.  Beberapa  perbedaan  ini  disebabkan,  pertama,  banyaknya  penyair
ataupun  sastrawan  yang  menuliskan  kisah  Layla-Majnun.  Kedua,  lebih banyak lagi penulis yang menyadur kisah Layla-Majnun berdasarkan syair yang ditulis para penyair atau sastrawan tadi.
     Kepopuleran kisah Layla-Majnun ini membuat dua buku terbitan tahun 2002  itu  mengalami  cetak  ulang  beberapa  kali.  Bahkan,  buku  terbitan Navila  menjadi  buku  paling  laris  dengan  mencetak  rekor  memasuki cetakan ke-18 pada bulan Mei 2004. Sementara buku terbitan Ilman Books telah masuk periode cetakan ke-6 pada tahun 2004 ini.
      Kemasyhuran  kisah  Layla-Majnun  ini  juga  telah  memberi  inspirasi kepada  sutradara  kondang  Indonesia,  almarhum  Sjumandjaja,  untuk membuat cerita bagi layar lebar. Pada tahun 1975, dibuatlah flm berjudul Laila  Majenun dengan  bintang  utama  Rini  S.  Bono  sebagai  Laila  dan Ahmad Albar sebagai Majenun. Film ini pun mengantongi penghargaan untuk  kategori  Aktor  Pembantu  Terbaik  bagi  almarhum  Farouk  Afero pada Festival Film Indonesia 1976.
(Sumber: Harian Kompas)

Berdasarkan teks tersebut, informasi manakah yang sesuai dengan yang tersaji di dalam tabel berikut?


2.  Berdasarkan objeknya, termasuk ke dalam bentuk resensi apakah teks tersebut? Jelaskanlah alasan-alasannya secara berdiskusi! Sertakan pula kutipan-kutipan  dari  teks  tersebut  untuk  memperkuat  alasan-alasan itu.



TUGAS DAN LINKNYA

XI IPS 1
https://forms.gle/77pjxS1Cse7AMFqM9

XI IPS 3
https://forms.gle/UMGjUSMdUVZV8YSJ7

XI IPS 4
https://forms.gle/Cd3sQuxQHyTEedft6

PHB BAHASA INDONESIA X dan XI

  PHB BAHASA INDONESIA X https://forms.gle/3c4mk86SdT2sLxBL6 PHB BAHASA INDONESIA XI https://forms.gle/xfrqHEsjNDRi9toL9