DATA SISWA YANG RESPON

Sabtu, 02 Mei 2020

Sabtu, 02 Mei 2020 XI IPA 4

Ancaman Bagi Muslim yang Meninggalkan Puasa
بينا أنا نائم إذ أتاني رجلان ، فأخذا بضبعي، فأتيا بي جبلا وعرا ، فقالا : اصعد ، فقلت : إني لا أطيقه ، فقالا : إنا سنسهله لك ، فصعدت حتى إذا كنت في سواء الجبل إذا بأصوات شديدة ، قلت : ما هذه الأصوات ؟ قالوا : هذا عواء أهل النار ، ثم انطلق بي ، فإذا أنا بقوم معلقين بعراقيبهم ، مشققة أشداقهم ، تسيل أشداقهم دما قال : قلت : من هؤلاء ؟ قال : هؤلاء الذين يفطرون قبل تحلة صومهم
Ketika aku tidur, aku didatangi oleh dua orang laki-laki, lalu keduanya menarik lenganku dan membawaku ke gunung yang terjal. Keduanya berkata, ”Naiklah”. Lalu kukatakan, ”Sesungguhnya aku tidak mampu.” Kemudian keduanya berkata,”Kami akan memudahkanmu”. Maka aku pun menaikinya sehingga ketika aku sampai di kegelapan gunung, tiba-tiba ada suara yang sangat keras. Lalu aku bertanya,”Suara apa itu?” Mereka menjawab,”Itu adalah suara jeritan para penghuni neraka.” Kemudian dibawalah aku berjalan-jalan dan aku sudah bersama orang-orang yang bergantungan pada urat besar di atas tumit mereka, mulut mereka robek, dan dari robekan itu mengalirlah darah. Kemudian aku (Abu Umamah) bertanya,”Siapakah mereka itu?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Mereka adalah orang-orang yang berbuka (membatalkan puasa) sebelum tiba waktunya.” [HR. Abu Daud]
Meskipun hadis ini adalah mimpi Nabi SAW dan beberapa ulama mendaifkannya. kita dapat mengambil pelajaran bahwa seoarang yang tidak menjalankan ibadah (berbuka tanpa uzur yang dibenarkan) diibaratkan seperti manusia yang disiksa dengan cara yang mengerikan.
Selain hadis ini ada beberapa ancaman bagi yang meninggalkan puasa, yang akan kami uraikan di bawah ini:
Pertama: Ia melanggar perintah allah SWT dalam menyempurnakan ibadah (membatalkan puasa sebelum waktu berbuka). Allah SWT berfirman:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ
Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam [QS Al-Baqarah: 187]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasulnya dan janganlah kamu membatalkan amal-amalmu [QS. Muhammad: 33]
Kedua: Ia telah menjerumuskan diri pada perangkap syahwat. Seorang muslim yang tidak menuntasknpuasanya karena menuruti keinginan syahwatnya, berarti ia telah terperangkap dalam jeratan syahwat yang sangat ditakutkan Rasulullah SAW. Sebagaimana dalam Sabdanya:
Aku mengkhawatirkan atas umatku syirik dan syahwat tersembunyi. Abu Umamah bertanya, “wahai Rasulullah, Apakah umatmu akan melakukan kesyirikan setelahmu? Beliau menjawab, ya memang meraka tidak menyembah matahri, bulan batu dan berhala. Akan tetapi mereka memamerkan perbuatan mereka. Sedang syahwat tersembunyi adalah apabila salah seorang diantara kamu di pagi hari berpuasa lalu syahwatnya menggodanya hingga ia meninggalkan puasanya. [HR Ahmad]
Ketiga: Ia menjerumuskan diri terhadap siksa yang sangat pedih di akhirat. Seorang yang tidak menuntaskan puasanya akan mendapat siksa yang sangat pedih di akhirat sebagaimana yang disebutkan dalam hadis berikut:
بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ إِذْ أَتَانِي رَجُلَانِ فَأَخَذَا بِضَبْعَيَّ وَسَاقَ الْحَدِيثَ، وَفِيهِ قَالَ: ثُمَّ انْطَلَقَا بِي فَإِذَا قَوْمٌ مُعَلَّقُونَ بِعَرَاقِيبِهِمْ ، مُشَقَّقَةٌ أَشْدَاقُهُمْ تَسِيلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا، قُلْتُ: مَنْ هَؤُلَاءِ؟ قَالَ: هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يُفْطِرُونَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ
“Pada saat kami tidur, ada dua orang laki-laki yang menghampiriku seraya membopong saya”, lalu beliau melanjutkan ucapannya yang di antaranya: “Kemudian mereka berdua membawaku, kemudian terlihat ada suatu kaum yang sedang digantung di tunggangan mereka, pipi bagian bawahnya robek dan mengalirkan darah, saya berkata: “Siapa mereka ?”, dia berkata: “Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum puasanya sempurna”. [HR. An-Nasa’i]
Langkah dalam Menuntaskan Puasa di Bulan Ramadhan
Pertama: Senantiasa menghadirkan dalam benak kita akibat buruk meninggalkan ibadah puasa sebelum tuntas. Jangan sampai siksaan dan hukuman bagi orang yang tidak menuntaskan puasa hanya terbayang dalam benak saat membaca maupun mendengar hadis tentang ini. Namun tidak diamalkan dalam diri, yaitu berusaha menjaga puasa hingga menjelang buka puasa dengan cara selalu mengingat ancaman bagi yang meninggalkannya.
Ingatan terkait dengan puasa sudah sepantasnya diiringi dengan ingatan akan pahala yang akan didapatkan jika dikerjakan selama bulan ramadhan. Gambaran ini, dimaksudkan untuk mendorong diri agar menuntaskan ibadah puasa ramadhan.
Kedua: Senantiasa berkumpul dengan orang-orang yang rajin beribadah.
Kebersamaan seorang muslim di tengah komunitas orang-orang saleh akan memberikan imunitas kepada dirinya sehingga ia tidak mudah terpedaya oleh dorongan syahwatnya dan tidak mudah pula terperangkap oleh tipu daya setan.
Rasulullah SAW bersabda; Hendaknya kalian berkomitemen terhadap jamaah, dan waspada terhdap perpecahan, karena setan akan bersama seorang yang sendirian dan ia dari dua orang akan lebih menjauh [HR Tirmidzi]

PHB BAHASA INDONESIA X dan XI

  PHB BAHASA INDONESIA X https://forms.gle/3c4mk86SdT2sLxBL6 PHB BAHASA INDONESIA XI https://forms.gle/xfrqHEsjNDRi9toL9